BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Seperti sudah kita ketahui dalam
zoologi invertebrata atau ilmu yang mempelajari tentang hewan yang tidak
bertulang belakang. Hewan invertebrata terbagi atas beberapa phylum seperti
Protozoa, Coelenterata, Porifera, Platyhelminthes, Nemahelminthes, Annelida,
Mollusca, Arthropoda dan Echinodermata.
Adapaun phyum Porifera sesuai asal
katanya yaitu porus yang artinya pori atau lubang kecildan ferre yang artinya
mengandung. Oleh karena itu Porifera disebut hewan yang berpori atau memiliki
lubang-lubang kecil, bahkan seringkali di sebut dengan hewan spon atau hewan
berongga. Protozoa masih termasuk ke dalam kelompokhewan yang mamiliki
bagian-bagian tubuh yang primitif.
Porifera tidak banyak memberi
keuntungan bagi manusia tetapi ada yang
beberapa jenis yang menguntungkan misalnya jenis Hippospongia sp. dan Spongia
sp. dapat dijadikan alat gosok mandi atau cuci piring. Karena bentuk tubuh yang berongga dan lunak, kerangka tubuh
Porifera dijadikan sebagai bahan baku alat gosok mandi. Selain digunakan
sebagai alat gosok mandi Porifera juga memberi manfaat sebagai hiasan dalam
akuarium serta adapula jenis yang dimanfaatkan dalam bidang medis. Karena Spons
menghasilkan senyawa bioaktif yang berpotensi sebagai bahan obat-obatan yang
berfungsi sebagai pertahanan diri. Senyawa bioaktif itu dihasilkan dari spesies
Petrosia conteganatta berkhasiat
sebagai obat antikanker, adapun Cymbacela
diambil sebagai obat anti asma. Ada juga spons Luffariella variabillis menghasilkan senyawa bastadin, asam okadaik
dan monoloid yang dapat dijual dan memiliki nilai jual yang tinggi.
1.2
Rumusan
Masalah
a.
Apa
itu Porifera?
b.
Bagaimana
peran Porifera bagi manusia?
1.3. Tujuan Penulisan
Dari
uraian pada latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulisan ini bertujuan
untuk :
a.
Mengerti
apa itu Porifera
b.
Mengetahui peran Porifera bagi manusia
1.4.
Manfaat penulisan
Manfaat
penulisan ini adalah sebagai bahan informasi atau referensi untuk menambah
pengetahuan pembaca tentang Porifera baik yang sifatnya menguntungkan maupun
yang merugikan bagi manusia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Porifera merupakan golongan binatang mulitsel primitif yang pada dasarnya
diploblastik. Jaringan belum sempurna terdiri dari epidermis dan sel-sel
berleher (Koanosit) diantara keduanya terdapat masenkim yang berisi sel
amoebord dan rangka (Spikula) atau spons.
Porifera adalah hewan
berpori, memiliki lubang-lubang kecil seperti spons, lubang kecil ostium untuk
masuk , dan lubang besar Oskulum untuk keluar, bagian dalam berupa rongga
disebut spongocoel yang terdapat koanosit. Selain itu hewan ini mempunyai sel
dengan bentuk khusus yang disebut koanosit yang berfungsi untuk mencerna
makanan karena berlangsung didalam sel. Maka disebut pencernaan intrasel, air
dan makanan yang larut didalamnya diambil oleh hewan tersebut masuk melalui
lubang ostrum kemudian masuk kerongga tubuh. Setelah makanan diserap air yang
berlebihan dikeluarkan melalui lubang yang disebut oskulum. (Istamar Syamsuri dkk.2004:94)
Porifera
melakukan reproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual terjadi
dengan pembentukkan tunas dan gemule. Gemule hanya dihasilkan menjelang musim
dingin pada Porifera yang hidup di air tawar. Reproduksi seksual dilakukan
dengan pembentukkan gamet (antara ovum dan sperma). Ovum dan sperma dihasilkan
oleh koanosit. Sebagian besar Porifera menghasilkan ovum dan sperma pada
individu yang sama dan bersifat hermafrodit. Ukuran tubuh Porifera pada umunya
asimetris, bentuknya ada yang seperti tabung, vas bunga, mangkuk dan bercabang
seperti tumbuhan. Warna tubuhnya bervareasi ada yang berwarna pucat, dan
berwarna cerah. Porifera hidup secara heterotrof, makananya adalah bakteri dan
plankton. Habitat Porifera umunya dilaut, dari tepi pantai hingga kedalaman 5
km. Karena Porifera yang bercirikan tidak dapat berpindah tempat, kadang
dianggap sebagai tumbuhan. Porifera terdiri dari tiga kelas yaitu:
1. Calcarea,
hidup di laut, spikula mengadung Zat kapur(CaCO3). . Struktur tubuh Calcarea
hidup di laut dangkal, contohnya sycon, Clathrina, dan Leucettusa
lancifer,Leucosolenia, Scypha, Grantia. Tipe saluran Air Asconoid.
2. Hexatinellida,
spikula dari kuarsa/silikat(SiO2). Contoh: Regadella, Eplectella, Aspergillum
,saluran tipe sikonoid.Hewan ini hidup soliter di laut pada kedalaman 200 –
1.000 m
3. Demospongia,spikula
dari bahan spongin . Kelas ini bisa dimanfaatkan sebagai spons, typenya leucon
/ rhagon sehingga butiran kerangkanya halus membentuk spongin sehingga bisa
dibuat busa untukmandi/jok kursi, Lap dan lain lain . Habitat Demospongiae
umumnya di laut dalam maupun dangkal, meskipun ada yang di air tawar. Demospongiae
adalah satu-satunya kelompok porifera yang anggotanya ada yang hidup di air
tawar.Demospongiae merupakan kelas terbesar yang mencakup 90% dari seluruh
jenis porifera. Contoh Demospongiae adalah spongia, hippospongia dan Niphates
digitalis , Cliona , Haliarsa dan Microciona.
Proses jalannya air
berturutan dari luar ( laut ) : laut – ostium – spongocoel- osculum
Skema bagian itu terlihat pada gambar ini.
1.
Hewan Porifera yang telah
dewasa tidak dapat berpindah tempat (sesil), hidupnya menempel pada batu atau
benda lainya di dasar laut.Karena porifera yang bercirikan tidak dapat
berpindah tempat, kadang porifera dianggap sebagai tumbuhan.
2.
mempunyai sel porosit yang
berbentuk kubus
3.
tubuh terdiri dari 2
lapisan (diploblastik) , yaitu epidermis dan endodermis
4.
endodermis terdiri dari
sel-sel leher (choanosit) untuk pencernaan yang dilengkapi dua flagel
5.
spongocoel (rongga tubuh)
dikelilingi oleh dinding tubuh yang terdapat choanosit , epidermis, dan
mesenkim (lapisan gelatin)
6.
Di antara lapisan ektoderm
dan endoderm terdapat rongga yang disebut mesenkim atau mesoglea tempat dari
sel amoeboid dan skleroblast yang merupakan penyusun rangka atau spikula berada
DI mesoglea juga terdapat sel archeosit
7.
Porifera tidak mempunyai
sel saraf.
8.
Sel-sel pada Porifera
sensitif terhadap rangsang antara lain choanocyt dan myocyt, karena itu gerakan
dari flagellum pada choanocyt tergantung pada keadaan lingkungan.
9.
Kemampuan myocyt terhadap
stimulus adalah gerakan mengkerut/ mengendurnya sel tubuh sehingga porocyt
ataupun osculum bisa menutup dan membuka
10.
Lapisan ektoderm yang
terdiri atas selapis sel yang pipih dan tebal yang berfungsi sebagai kulit yang
disebut pinakosit.sel pinakosit berfungsi sebagai pelindung
11.
oksigen selalin digunakan
oleh koanosit, sebagian juga ditransfer secara difusi ke sel-sel yang selalu
bergerak seperti amoeba, yaitu amoebosit (sel amoeboid)
12.
mempunyai sel porosit yang
berbentuk kubus
13.
Sel amubosit atau amuboid
yang berfungsi untuk mengambil makanan yang telah dicerna di dalam koanosit.
14.
Sel skleroblas berfungsi
membentuk duri (spikula) sebagai kerangka
15.
Spikula terbuat dari
kalsium karbonat, silikat atau spongin
16.
Sedangkan spongin tersusun
dari serabut-serabut spongin yang lunak, berongga seperti spon.
17.
Sedangkan sel arkheosit
berfungsi sebagai sel reproduktif, misalnya pembentuk tunas, pembentukan gamet,
pembentukan bagian-bagian yang rusak dan regenerasi.
18.
Reproduksi Porifera bisa
secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan
pembentukan tunas dan gemmule. Gemmule disebut juga tunas internal. Gemmule
dihasilkan hanya menjelang musim dingin di dalam tubuh porifera yang hidup di
air tawar. Porifera dapat membentuk individu baru dengan regenerasi.Reproduksi
seksual dilakukan dengan pembentukan gamet (antara sperma dan ovum). Ovum dan
sperma dihasilkan oleh koanosit.Sebagian besar Porifera menghasilkan ovum dan
juga sperma pada individu yang sama sehingga porifera bersifat Hemafrodit.
19.
Jadi perkembangbiakan
Porifera dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif. Perkembangbiakan
secara vegetatif dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
a.
Pembentukan tunas. Tunas
yang terbentuk memisahkan diri dari induknya kemudian terbentuk individu baru.
b.
Gemmulae (butir benih).
Gemmulae adalah sejumlah sel mesenkim yang berkelompok dan berbentuk seperti
bola yang dilapisi kitin serta diperkuat spikula. Gemmulae terbentuk jika
keadaan lingkungan sedang tidak menguntungkan. Ketika keadaan lingkungan
membaik, gemmulae akan terbentuk menjadi individu baru. Gemmulae hanya dimiliki
oleh porifera air tawar.
Proses pembentukan gemmulae
adalah sebagai berikut :
Pertama-tama arkeost mengumpulkan nutrient dengan memfagosit sel lain untuk dikumpulkan dalam rongga tubuh. Sel tertentu kemudian mengelilingi secret kumpulan tersebut dan membungkusnya. Terbentuklah kumpulan/cluster dan kapsul yang mengelilingi. Pada kondisi yang tepat gemmulae menetas dan sel-sel di dalamnya keluar dan berdiferensiasi membentuk spons baru
Pertama-tama arkeost mengumpulkan nutrient dengan memfagosit sel lain untuk dikumpulkan dalam rongga tubuh. Sel tertentu kemudian mengelilingi secret kumpulan tersebut dan membungkusnya. Terbentuklah kumpulan/cluster dan kapsul yang mengelilingi. Pada kondisi yang tepat gemmulae menetas dan sel-sel di dalamnya keluar dan berdiferensiasi membentuk spons baru
Sedangkan
perkembangbiakan generatif berlangsung secara anisogami, yaitu dengan peleburan
gamet jantan (mikrogamet) dengan gamet betina (makrogamet). Dari peleburan ini
dihasilkan zigot yang kemudian berkembang menjadi larva bersilia.
Berdasarkan tipe saluran
air, tubuh porifera dibagi menjadi 3 dari yang sederhana hingga komplex yaitu :
a. Ascon :antara lingkungan laut dengan spongoscoel langsung
berhubungan
b. sycon :antara lingkungan laut dengan spongocoel ada pembatas,
tidak langsung berhubungan
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
PENGERTIAN PORIFERA
Berdasarkan asal katanya Porifera yaitu porus yang berarti pori
dan ferre yang berarti rongga atau lubang kecil. Porifera merupakan hewan
invertebrate yang berpori dan memiliki
lubang-lubang kecil. Lubang pada forifera terdiri atas dua yang berukuran kecil
disebut ostium untuk masuk, dan lubang
yang berukuran besar Oskulum untuk keluar, bagian dalam berupa rongga disebut
spongocoel yang terdapat koanosit. Selain itu hewan ini mempunyai sel
dengan bentuk khusus yang disebut koanosit yang berfungsi untuk mencerna makanan
karena berlangsung didalam sel. Maka disebut pencernaan intrasel, air dan
makanan yang larut didalamnya diambil oleh hewan tersebut masuk melalui lubang
ostrum kemudian masuk kerongga tubuh. Setelah makanan diserap air yang
berlebihan dikeluarkan melalui lubang yang disebut oskulum. Pada phylum
Porifera terdiri atas beberapa kelas dan terbagi lagi atas beberapa spesies,
setiap spesies memiliki cirri dan sifatnya tersendiri yang membedakannya dengan
spesies-spesies lain. Adapun sifat dari
Porifera tidak semuanya memberi keuntungan bagi manusia dan ada juga
beberapa jenis yang merugikan manusia.
3.2.Peranan
Porifera dalam kehidupan
Memang Porifera tidak banyak memberi
keuntungan tetapi ada beberapa jenis Porifera menguntungkan manusia yaitu salah
satu pembentuk keanekaragaman di dasar laut, digunakan sebagai penghasil
senyawa bioaktif yang disimbiosis dengan bakteri sebagai bahan baku obat
pencegah kanker, sebagai hiasan dalam akuarium dan juga sebagai alat gosok
mandi atau cuci piring.
Porifera
sebenarnya tidak terlalu merugikan namun karena akibat sifat hidupnya menempel
maka dikatakan merugikan, karena apabila dewasa Porifera tidak lagi berpindah
sehingga apabila menempel di tiram merugikan masyarakat yang ekonominya
bergantung pada tiram dilaut
Spongia
sp., Hippospongia sp.,Petrosia contegnatta dan Luffariella variabilis.
Hippospongia sp, Euplectella, Leucosolenia, Grantia, Scypha dan Nipathes digitalis
BAB IV
PENUTUP
a.
Kesimpulan
Dari
pembahasan diata penulis menyimpulkan bahwa:
1. Porifera
adalah hewan primitive yang mengandung pori dan lubang-lubang kecil, jewan ini
memiliki sistem pencernaan dan sistem reproduksi
2. Klasifikasi
filum Porifera berdasarkan struktur
tubuh dibagi atas tiga yaitukelas Hexactinelida, kelas Demospongia, dan
Calcarea
3. Peranan
Porifera bagi manusia yang menguntungkan yaitu sebagai alat gosok mandi, hiasan
akuarium, sebagai bahan dasar obat sedangkan kerugian yang disebabkan oleh
Porifera yaitu mengganggu tiram yang ada dilaut.
DAFTAR PUSTAKA
Feynman.2006,
genius Biology Paling Cool Sedunia.
Jakarta : penerbit Mizan
Soekarno.
dkk.2000. Biologi I. Klaten:Intan
Pariwara
Syamsuri
Istamar dkk.2004. Sains Biologi.
Jakarta:Erlangga
Tidak ada komentar:
Posting Komentar